Peran Mikrobiota Usus dalam Patofisiologi Penyakit Radang Usus
· Disbiosis Mikrobiota dan Aktivasi Sistem Imun: Disbiosis, yaitu ketidakseimbangan dalam komposisi mikrobiota usus, berkontribusi pada patofisiologi penyakit radang usus dengan mempengaruhi sistem imun tubuh. Penurunan keragaman mikrobiota dan proliferasi bakteri patogen dapat merangsang aktivasi berlebihan sistem imun. Aktivasi ini menghasilkan peradangan kronis di dinding usus, yang berkontribusi pada kerusakan jaringan dan gejala klinis IBD. Interaksi antara mikrobiota dan sistem imun yang terganggu dapat memperburuk respons inflamasi dan mengarah pada progresi penyakit.
· Peran Bakteri Patogen dan Toksin dalam Peradangan: Beberapa bakteri patogen yang tumbuh berlebihan dalam kondisi disbiosis dapat menghasilkan toksin yang merusak epitel usus dan memicu respons inflamasi. Toksin-toksin ini dapat meningkatkan permeabilitas usus (leaky gut), memungkinkan molekul besar dan patogen memasuki aliran darah dan memicu reaksi imun yang tidak diinginkan. Misalnya, bakteri seperti Escherichia coli dan Clostridium difficile dapat menghasilkan metabolit beracun yang memperburuk kondisi IBD dengan merangsang peradangan dan mempercepat kerusakan jaringan.
· Pengaruh Mikrobiota terhadap Barier Usus dan Imunitas: Mikrobiota usus yang sehat memainkan peran kunci dalam mempertahankan integritas barier usus. Mikroba normal menghasilkan produk-produk yang mendukung kesehatan epitel usus, seperti butirat, yang berfungsi sebagai sumber energi bagi sel-sel epitel dan memiliki efek anti-inflamasi. Dalam IBD, disbiosis dapat mengurangi produksi senyawa ini dan menyebabkan penurunan fungsi barier usus, meningkatkan kerentanannya terhadap kerusakan dan peradangan yang lebih lanjut.
· Terapi Probiotik dan Pengaruhnya pada Mikrobiota Usus: Terapi probiotik bertujuan untuk memperbaiki keseimbangan mikrobiota usus dengan menambahkan strain bakteri menguntungkan. Penelitian menunjukkan bahwa probiotik dapat membantu mengurangi peradangan dan memperbaiki fungsi barier usus pada pasien dengan IBD. Probiotik dapat mengubah komposisi mikrobiota, meningkatkan keragaman mikrobiota yang sehat, dan mengurangi jumlah bakteri patogen. Meskipun terapi probiotik menjanjikan, efektivitasnya dapat bervariasi tergantung pada jenis IBD dan spesies probiotik yang digunakan.