IRSYAD AS-SARI Maha Karya Hadhratus Syaikh Hasyim Asy’ari

            Karya tulis merupakan wujud legitimasi intelektualitas dan parameter kapasitas ilmu seseorang. Dengan menulis orang bisa menuangkan gagasan, ide, pikiran dan solusi atas segenap permasalahan. Agar menjadi jembatan dialogis antara penulis dan khalayak umum, sehingga hilang kesan bahwa para intelektual (ulama) hanya mengambang di atas langit dan tidak menyentuh bumi di mana masyarakat (umat) yang awam dan haus akan sentuhan ilmu pengetahuan berada. Berkarya melalui tulisan menjadi jalan yang ditempuh para cendekia dan ulama agama sedari dulu.

            Tak terkecuali apa yang telah ditorehkan oleh Muhammad Hasyim Ibn Asy’ari dalam banyak karya tulisnya. Hasyim yang terlahir dari lingkungan pesantren yang notabene adalah pusat arus deras keilmuan, beranjak besar berkelana dari satu pesantren ke pesantren lainnya dan hingga akhir hayat mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk merintis, membangun serta mengembangkan pesantren maka tak heran nuansa keilmuan tidak pernah jauh dari hidupnya. Itulah hal mendasar yang terasa dari karya fenomenal beliau yang bertajuk ‘Irsyad as-sari fi jam’i mushannafat as-syaikh Hasyim Asy’ari’.

            Hasyim Asy’ari adalah tokoh penting yang menguatkan akar genealogi keilmuan agama di nusantara dan melestarikan nilai-nilai kultur kepesantrenan di Indonesia. Sedang cucu beliau (K.H. Ishamudin Hadziq-Pentahqiq Irsyad As-sari) yang berperan mewarisi dan memperjuangkan nilai itu meskipun dalam keterbatasan masa juang mengingat beliau kembali keharibaan Ilahi di umur yang begitu muda. Hasyim Asy’ari berusaha menjaga khazanah nilai-nilai pesantren yang tak syak merupakan basis pertemuan nilai besar budaya lokal dan nilai-nilai agung agama Islam. Nilai inilah yang tertangkap kuat dari karya-karya beliau yang didedikasikan untuk mencerdaskan umat menuju terangnya cahaya keilmuan.

            Secara garis besar terdapat enam buah tema yang bisa dirumuskan untuk mengategorikan sejumlah judul karangan yang termaktub dalam Irsyad As-sari. Tema itu antara lain mengenai etika (akhlak), pembahasan akidah (ushuluddin), sejarah Nabi Muhammad (sirah nabawiyyah), permasalahan sosial keagamaan (masa’il diniyyah ijtima’iyyah), perihal keorganisasian (jam’iyyah), dan fikih ibadah yang menjadi konsentrasi beliau sekaligus tema inti yang mencerminkan karakteristik dunia pesantren yang fiqh-oriented.

12516867_10206054209185485_1065509815_o

 

Penulis: Muhammad Faiz, Lc. M.A.

Leave A Reply

slot gacor slot gacor slot gacor