Santri dan BEM pesantren se-Tapal Kuda kumpul di IAIDA Blokagung
Blokagung – Peringati Hari Sumpah Pemuda (28 Oktober) dan Hari Santri Nasional (22 Oktober), ribuan santri dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pesantren se-Tapal Kuda berkumpul di Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Blokagung, Banyuwangi.
Selain memperingati dua hari besar dan bersejarah tersebut, pertemuan ini juga sebagai rangka Silaturahmi Daerah (Silatda). Acara yang dilaksanakan bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda ini, di isi dengan agenda Seminar Nasional Hari Santri dengan pemateri KH. Afifudin Muhajir, wakil pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah Sukorejo, Situbondo.
Pembukaan acara di isi dengan sambutan oleh Rektor IAIDA Blokagung, KH. Ahmad Munib Syafa,at, Lc. M.E.I. Beliau menghimbau para santri dan BEM pesantren untuk tidak meninggalkan tugas yang diemban, yakni mengamalkan ilmu serta berdakwah di jalan Allah, dan yang tak kalah penting adalah santri harus bisa memberikan manfaat bagi masyarakat umum. “Seorang santri intelektual harus mampu menjadi contoh ditengah masyarakat” ungkap beliau pada sambutannya.
Gus munib, sapaan akrab Rektor IAIDA Blokagung menekankan bahwa sebagai pemuda, santri memiliki kewajiban yang berat, yakni meneruskan perjuangan pahlawan dengan cara mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat luas dan berdampak positif dalam kehidupan orang banyak. “Dan santri wajib berada di garda terdepan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)” tegas tokoh muda Nahdlatul Ulama Bumi Blambangan ini. Beliau juga mengajak santri untuk terus mengikuti perkembangan teknologi di jaman yang serba modern ini, karena tanpa hal itu, siapa pun akan tergerus arus modernisasi yang semakin tidak dapat dibendung.
Acara ini dilaksanakan dan dimotori oleh BEM IAIDA Blokagung yang diikuti oleh 24 kampus pesantren se-Tapal Kuda meliputi Kabupaten Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Jember dan Lumajang. Acara ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menggugah dan membangkitkan jiwa perjuangan santri selaku penerus dakwah ke-Islam-an sekaligus sebagai pemuda tatanan kebangsaan. (*)