UIMSYA Blokagung Banyuwangi gelar Dialog Kebangsaan dan Buka Bersama

UIMSYA Blokagung Banyuwangi gelar Dialog Kebangsaan dan Buka Bersama

BLOKAGUNG –  Tokoh lintas agama Dr. KH. Ahmad Munib Syafa’at Lc,.M.Ei Rektor Universitas KH. Mukhtar Syafaat (UIMSYA)  Blokagung Banyuwangi  juga salah satu pengasuh di yayasan Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Anang Sugeng Sulis tyanto S. Th,.M.Th ketua umum Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) Banyuwangi dan Drs. Joko Setioso Duta Hindu Dharma Privinsi Jatim hadir dalam dialog kebangsaan  dan Buka Bersama yang diselenggarakan UIMSYA Blokagung, Jum’at (22/03/2024) di Balai Kampus 2 UIMSYA.

 

Dalam acara itu juga dihadiri oleh Dosen Purna UIMSYA, keluarga Alumni UIMSYA (KAUMSYA) dan segenap sivitas akademika UIMSYA Blokagung Banyuwangi. Dialog berjalan dengan interaktif dan hangat  dengan Mengusung tema  “memperkuat kebersamaan antar iman untuk membangun umat yang sejahtera” .

Gus Munib saat menyampaikan sambutan

Rektor UIMSYA Blokagung dalam sambutanya menyampaikan agama memiliki peran yang sangat besar dalam pembangunan, dan menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat.

 

“Agama itu untuk menciptakan kedamaian,” cetus Gus Munib, sapaan Dr H Ahmad Munib Syafaat Lc MEI.

 

Menurut Gus Munib, toleransi beragama di Indonesia, terutama di daerah Kabupaten Banyuwangi itu sangat tinggi. Kebersamaan umat antar agama, selama ini telah terjalin dengan baik.

 

“Kebersamaan ini perlu diperkuat demi membangun umat yang sejahtera dan berkeadilan,” cetusnya.

 

Gus Munib mengaku tidak setuju dengan istilah minoritas dan dan mayoritas umat beragama dengan melihat dari jumlah umatnya. Karena agama bukan masalah kuantitas, tapi berhubungan dengan kualitas.

 

“Minoritas dan mayoritas itu masalah peran yang dilakukan, meski jumlah umatnya sedikit tapi perannya sangat besar dalam pembangunan, maka agama itu mayoritas,” ungkap Gus Munib yang sedang digadang-gadang menjadi Calon Bupati (Cabup) Banyuwangi itu. 

Pendeta Anang Sugeng Sulis Tyanto STh MTh (Tengah)

Narasumber lain, Pendeta Anang Sugeng Sulis Tyanto STh MTh dalam paparannya menyatakan, perbedaan itu rahmat. Umat beragama harus bisa memahami agamanya dengan baik.

 

“Tidak ada agama yang membolehkan penganutnya berbuat jahat,” cetusnya.

 

Pendeta Anang menyampaikan, kebersamaan dan kerjasama umat antar iman, itu dianggap sangat penting. Untuk membangun, tidak bisa berjalan sendiri, tapi harus dilakukan secara bersama-sama.

 

“Yang berbeda itu jangan disamakan, dan yang telah sama jangan dibedakan,” katanya.

Duta Hindu Dharma Provinsi Jatim, Drs Joko Setioso (kanan)

Duta Hindu Dharma Provinsi Jatim, Drs Joko Setioso menyampaikan, toleransi umat beragama di Kabupaten Banyuwangi itu sangat tinggi.