Halal Bi Halal Gawagis, Lora dan Santri Banyuwangi

Kegiatan halal bi halal Gawagis dan Himpunan Santri Banyuwangi (HASBI) dilaksanakan di warung Rumah makan seblang yang terletak di kecamatan Singojuruh  kabupaten Banyuwangi pada hari Sabtu, 20 Mei 2023 pukul 09.00-selesai.

Acara yang dihadiri oleh beberapa tokoh diantaranya Dr. KH. Ahmad Munib Syafa’at., Lc., M.E.I Rektor IAI Darussalam Blokagung dan koordinator gawagis Banyuwangi, KH. M. Balya Firjaun Barlaman Wakil Bupati Jember (Pengasuh pondok pesantren Ashtra Jember) dan sejumlah Kiai Sepuh, gus dan lora Banyuwangi.

Acara halal bi halal di buka dengan tahlil yang dipimpin oleh KH. Muwafiq Amir kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Panitia acara sekaligus Ketua Himpunan Santri Banyuwangi (HASBI) yaitu ketua Agus Qomarus Zaman Mukhlis., beliau menyampaikan bahwa tujuan adanya HASBI adalah Menjadi wadah silaturahmi dan bersama sama dalam menegakkan Islam yang rahmatan lil alamin.

KH. Ahmad Munib Syafa’at dalam hal ini koordinator gawagis Banyuwangi menyampaikan bahwa kita harus sering-sering untuk mengadakan pertemuan untuk saling bertukar gagasan untuk memajukan pesantren di Banyuwangi khususnya ” Kita harus kompak dalam berkhidmah untuk pesantren dan masyarakat ” terangnya.

Pada kesempatan ini Gus Munib juga memberikan informasi  bahwasanya Institut Agama Islam Darussalam Blokagung dipercaya oleh Pemerintah Jawa Timur untuk mengelola Beasiswa Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah (LPPD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur 2023 Program Studi Manajemen Pendidikan Islam S2, “ Untuk para gus, kiai dan Lora yang hadir bisa mendaftarkan atau daftar sendiri, imbuhnya.

Selanjutnya acara inti Mauidhoh Hasanah diisi oleh KH. M. Balya Firjaun Barlaman wakil bupati Kabupaten Jember sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Ashtra Talangsari Jember, dalam kesempatan ini beliau menyampaikan beberapa hal terkait dengan santri dan pesantren bahwa gawagis harus menyamakan persepsi untuk memperkuat Jiwa, dalam mengembangkan pesantren, Bisa saling menguatkan antara satu dengan yang lain, “ dalam berjuang kita tidak boleh berjalan sendiri”, Tambahnya

Beliau juga mengingatkan kepada peserta halal bi halal bahwa Kita harus bisa menerapkan pendekatan tasawuf dalam berjuang agar bisa lebih bisa  diterima oleh masyarakat luas, ” Dan inilah islam yang rahmatan lil alamin ” Jelasnya

Beliau mengisahkan Walisongo memiliki cara yang khas dalam berdakwah di Indonesia, dengan cara pandangan yang  selalu husnudzon untuk menjadi inspirasi kita untuk bisa mengendalikan emosi kita.

Sebelum mengakhiri Mauidhoh beliau kembali berpesan, Pada saat ini kita harus ada keterwakilan  dari golongan santri pesantren untuk masuk dalam pemerintahan, Meskipun sekarang masih sedikit yang ada di pemerintahan tapi manfaatnya masih bisa dirasakan, kebijakan-kebijakan seperti memperjuangkan nasib guru- guru ngaji, Pondok pesantren, Dari gawagis perlu di kader dalam perpolitikan, “ kalau bukan dari golongan kita, siapa yang akan memikirikan dan melaksanakan” tegasnya.