Literasi Digital

Saat ini kita hidup di Era serba digital, dimana kita para generasi Millenial tidak terlepas dari teknologi yang dari hari ke hari semakin canggih. Bagaimana tidak antara dunia nyata dan dunia maya yang mereka lakukan hampir sama. Apa yang mereka lakukan di dunia nyata dapat juga dialakukan di dunia maya. Mereka lebih suka berinterasiksi dengan internet untuk berbagai kegiatan atau kebutuhan. Seperti belajar, bisnis, berkarya, dll. Tak perlu dipungkiri internet merupakan media yang sudah mendunia. Apalagi ketika sesorang sudah kecanduan  dengan internet semua yang mereka lakukan tidak terlepas dengan internet. Tak hanya kalangan anak kecil, dewasa dan orang tuapun tidak ingin kalah dengan anaknya.

Dengan demikian kita sebagai generasi millenial yang tidak hanya terdoktrin dengan orang zaman dahulu atau kemauan yang justru membuat kita terpenjara dunia. Tapi juga bisa berkolaborasi dengan generesi millenial yang karakternya berbeda-beda melalui literasi yang berbasis digital. Mengingat generasi millenial merupakan generasi berpengaruh di era digital. Dan harus kritis menyikapi berbagai fenomena disekitar kita. Seperti saat-saat ini di internet banyak sekali tersebarnya berita  HOAX yang sebenarnya akan memicu timbulnya perpecahan. Yang mengakibatkan orang tidak akan percaya antara satu dengan yang lain dan akan menimbulkan sifat acuh tak acuh terhadap sesama. Dan contoh lain orang akan lebih suka bermain gadget yang terdapat internetnya selama berjam-jam dari pada membaca satu lembar buku karena masyarakat lebih tertarik apa yang ada di gadget dari pada apa yang ada di buku. Lalu apa yang kita lakukan apakah? Karna langkah kita tidak hanya sampai disini saja. Masih banyak lagi langkah-langkah yang belum kita lakukan.

Sehubungan dengan hal di atas hari ini 12, September 2018 Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (BEM FTK) Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) telah bekerjasama dengan  Rumah Literasi Banyuwangi (RLB) dalam  mengadakan acara Literasi Digital yang di ikuti oleh 200 peserta yang statusnya mahasiswa, pelajar dan peserta umum dari berbagai instansi-instansi yang ada di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung. Guna mengajak kita untuk menjadi relawan yang lebih intens dan kreatif melalui gerakan litersi di Era Digital.  Tidak hanya itu beliau juga berharap untuk membuat Institut Agama Islam Darussalam menjadi kampus literasi pertama se Banyuwangi.

Ceria : Para peserta sangat antusias mengikuti seminar

Kali ini mereka mengambil tema “Mengubah Mindset Seseorang melalui Budaya Berliterasi”.  Dengan narasumber kak Tunggul Herwanto yang merupakan ketua komunitas Rumah Literasi Banyuwangi (RLB) dan kak Faisal Riza yang merupakan relawan rumah literasi Banyuwangi yang sudah mempunyai kampus pamtomim dimana- dimana bersama Ng Zulfi Zumala Dwi Andryani S.s, M.a yang merupakan pembanding yang juga sudah mempunyai rumah baca yang ada di rumahnya. Mereka adalah salah anggota komunitas Rumah Literasi yang ada Banyuwangi dan sudah mampu menciptakan 56 rumah baca yang tersebar di berbagai plosok Banyuwangi yang ditujukan untuk seluruh anak bangsa tanpa meminta balasan apaun dan hebatnya komunitas ini telah mendapatkan penghargaan dimana dapat menciptakan desa litersi di daerah Ketapang. Tidah hanya itu beliau juga dapat menciptakan sarana anak untuk selalu belajar yang efektif, inovatif dan juga menyenangkan. Karna belajar tidak hanya di sekolah saja di mana pun juga bisa. Tingkat minat baca yang rendah di indonesia merupakan dorongan mereka untuk mengajak generasi millenial untuk bekerja sama dengan membangun negara literasi.

Harapannya setelah acara whorkshop Literasi Digital ini tidak hanya sampai disini melainkan ada aksi tindak lanjut mengingat semakin berkembangnya teknologi yang pesat ketika kita tidak bisa mengimbangi dengan seni dan kerja kolaborasi maka kita akan menjadi budak di negara kita. Percaya bahwa kita bisa dan jangan cari apa yang kita suka saja  namun harus ada kemauan karena bakat yang hebat itu karena adanya rasa kemauan yang kuat. Salam literasi.

Leave A Reply