PENGAJIAN RUTIN AHAD LEGI, Kitab Ihya’ Ulumiddin Juz III Yayasan PP. Darussalam Blokagung

PENGAJIAN RUTIN AHAD LEGI, Kitab Ihya’ Ulumiddin Juz III Yayasan PP. Darussalam Blokagung

BLOKAGUNG –  Yayasan Pondok Pesantren (PP) Darussalam Blokagung banyuwangi menyelenggarakan pengajian Rutin Ahad Legi, Kitab Ihya’ Ulumiddin Juz III pada Minggu, (13/08) di Masjid PP Darussalam Blokagung.


Pengajian rutin ahad legi itu diikuti oleh ribuan santri yayasan PP Darussalam, jajaran guru seluruh unit pendidikan yang ada dibawah naungan PP Darussalam Blokagung, Dosen, alumni dan masyarakat sekitar PP Darussalam Blokagung.


Pengajian diawali pembacaan ayat suci Alquran, pembacaan yasin dan tahlil oleh KH. HasanToha, pengajian Kitab Ihya’ Ulumiddin Juz III oleh KH. Hisyam Syafa’at, mauidhoh hasanah oleh hasanah oleh KH. Abdul Ghofar dari Rogojampi dan ditutup doa,  oleh KH. Mahfud Ghozali.

Dalam pengajian  Kitab Ihya’ Ulumiddin Juz III  KH. Hisyam Syafa’at  menceritakan  perkataan mbah yai syafa’at (pendiri yayasan PP Darussalam Blokagung) ketika ada alumni santri sedang sowan, “Santri meskipun sudah boyong, harus tetap mengaji, kalau ada santrinya, mengaji dengan santrinya, kalau ada masyarkat ngaji dengan masyrakat, misalkan berada ditengah hutan, najilah dengan pasanganmu, kalau masih sendiri yang mengaji sendiri , pada intinya jangan sampai meninggalkan mengaji”.


Kyai Hisyam menambahkan, Jika orang tidak mau mengaji, lamanya sampai 40 hari, orang itu akan keras hatinya, orang tidak mengaji, tidak mendengar ngendikane kanjeng nabi,.ngedikane allah, keras hatinya. Jika seseorang memiliki hati yang keras, akan memungkinkan meninggal dalam keadaan munafik, atau dia akan mati dalam keadaan kafir.

Dalam Mauidhoh hasanah KH. Abdul Ghofar dari Rogojampi menyampaikan , Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.


Mungkin  jika Indonesia dari dulu tidak ada ulama atau kyai, mungkin Indonesia saat ini belum merdeka. “pada zaman penjajahan, belanda sudah memiliki pistol dan bom, sedangkan rakyat Indonesia hanya memiliki bamboo runcing untuk melawan para penjajah. Dilihat dari sisi alat saja, Indonesia sudah jelas tidak akan menang  dengan belanda. Tetapi masyaallah perjuangan para ulama dan kyai, 90 % yang tampil berperang adalah umat islam, dan 90% pejuang pejuan adalah para ulama dan kyai. Pangeran Tengku Umar, Imam Bonjol, KH. Hasanudin, pangeran Diponegoro dan masih banyak lagi yang lainya merupakan kyai”jelasnya.