Studi Wawasan Benchmarking di UIN Raden Mas Said Surakarta
BLOKAGUNG – Program Studi (Prodi) Tadris Bahasa Indonesia (Tbin) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam (IAI) Darussalam Blokagung Banyuwangi melaksanakan Studi Wawasan dan Benchmarking ke Prodi Tadris Bahasa Indonesia Fakultas Adab dan Bahasa UIN Raden Mas Said Surakarta, pada Senin (29/5) bertempat di Aula lantai empat Fakultas Adab dan Bahasa (FAB) UIN Raden Mas Said Surakarta.
Kegiatan ini juga sekaligus kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia semester enam. Sebanyak tiga puluh mahasiswa yang berangkat dalam kegiatan ini, terdiri dari enam laki-laki dan dua puluh empat perempuan.
Kegiatan Studi Wawasan, Branchmarking serta PKL yang dimulai tepat pukul 09.00 WIB tersebut dibuka oleh Dekan FAB bapak Dr. Toto Suharto, S.Ag., M.Ag. Dalam sambutannya beliau sangat mengapresiasi kedatangan prodi Tadris Bahasa Indonesia dari IAIDA Blokagung Banyuwangi. “Terima kasih atas kehadirannya para dosen dan mahasiswa dari Tbin Banyuwangi, apalagi mahasiswa-mahasiswa yang datang ini adalah para santri.” Ungkapnya.
Beliau juga menambahkan sekaligus berharap agar pertemuan ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus ajang untuk bersinergi dalam membangun program studi Tbin agar semakin maju dan berkembang. Apalagi menurut doktor yang pernah mampir satu kali di Banyuwangi ini, tantangan untuk program studi Tbin ke depannya akan semakin berat, “kita, prodi Tbin juga harus berani bersaing dengan prodi-prodi Bahasa Indonesia yang berada di bawah naungan DIKTI” ingatnya.
Sedang dalam acara inti, diisi oleh dua pemateri. Pertama oleh bapak Ali Manshur, M.Pd selaku ketua prodi Tbin dari IAIDA Blokagung Banyuwangi, sedangkan pemateri kedua oleh Ibu Dian Uswatun Hasanah, M.Pd selaku koordinator prodi TBI UIN Raden Mas Said Surakarta.
Dalam pemaparannya pak Manshur, panggilan akrabnya, lebih menyoroti tentang penciri dari prodi Tbin Blokagung yang belum bisa maksimal hingga kini. Yakni tentang seputar sastra pesantren sebagai salah satu ciri khas kampus berbasis pesantren. “Masih perlu perjuangan dan usaha besar untuk membangkitkan kembali sastra pesantren, yang mana pesantren sejatinya sudah sejak dulu sudah terbiasa dengan dunia kesusastraan.”jelasnya.
Sedang ibu Dian Uswatun lebih condong membahas tentang kurikulum TBI, termasuk pembagian kelompok mata kuliah di prodi TBI UIN Raden Mas Said. Termasuk mata kuliah pilihan sebagai salah satu pendukung keterampilan mahasiswa apabila sudah lulus ke depannya. “ ada beberapa mata kuliah pilihan di kami pak. Jurnalistik, penyiaran, literasi digital dan kewirausahaan islami, untuk kepenyiaran ini mahasiswa diwajibkan magang di beberapa stasiun radio.”
Beliau juga menambahkan tentang mata kulah BIPA yang menjadi salah satu unggulan di prodi TBI UIN Raden Mas Said Surakarta. “bahwa bulan Juni nanti akan dibuka kembali mahasiswa asing yang ingin belajar BIPA di kampus kami. Kaitannya dengan BIPA ini, kami sudah menjalin kerjasama dengan dengan lima negara, Mesir, Rusia, Thailand, Italia, Filipina.
Kegiatan yang juga diisi dengan diskusi interaktif penuh keakraban dengan seluruh mahasiswa yang hadir. Di bagian akhir acara, dihadirkan penampilan komunitas teater dari UIN Raden Mas Said yang sebelumnya didahului saling tukar cendera mata.