“Jalan keluar yang tidak keluar jalan”, Rektor IAIDA Blokagung

“Jalan keluar yang tidak keluar jalan”, Rektor IAIDA Blokagung

Blokagung – Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Blokagung, kembali mendapat kehormatan kunjungan dari rombongan Pemerintah Desa (Pemdes) Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu 7 Januari 2023.

Desa Tamansuruh Kecamatan Glagah Banyuwangi selama 2022 mendapatkan kunjungan 19 (Sembilan Belas) Kabupaten/Kota di Jawa Timur (Jatim) untuk melaksanakan studi banding desa dengan catatan statistik (Desa Cantik). Yang terakhir adalah kedatangan rombongan tamu dari 3 kabupaten, yaitu; Kabupaten Lumajang, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Bangkalan

Dalam rangka silaturahim Pemdes Tamansuruh di IAIDA Blokagung kali ini disambut hangat oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Abdi Fauji Hadiono MH.,M.Sos. ada sebanyak 16 orang yang turut dalam kunjungan ini. Acara digelar di ruang pertemuan IAIDA Blokagung lantai 3.

sambutan Dr. KH. Ahmad Munib Syafaat

Dalam sambutanya, Rektor IAIDA Blokagung Dr. KH. Ahmad Munib Lc.,M.E.I menyampaikan selamat datang dan banyak terimakasih kepada bapak Teguh Eko Rahadi selaku Kepala Desa Tamansuruh beserta rombongan, termasuk Pak Wowok selaku Owner Warung Kemarang sudah berkenan hadir mengunjungi IAIDA.

‘Mudah – mudahan kunjungan ini membawa dampak yang Signifikan untuk Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Blokagung, khususnya IAIDA. Bahwasanya Ponpes Darussalam ini berdiri sejak tahun 1951 (tertulisnya). Karena pada dasarnya tidak ada yang tau kapan sebenarnya  atau tepatnya Ponpes ini berdiri”, ungkap Gus Munib (sapaan akrabnya)

Hal itu dikarenakan pendirian Ponpes Darusslam Blokagung tidak pernah direncanakan. Karena mbah yai syafaat sendiri yang berasal dari Kediri dan Mbah Nyai Maryam berasal dari Jogja. Yang kebetulan Hijrah dan bertemu di Blokagung. Dan secara tidak sengaja diikuti oleh teman  teman mbah yai Syafaat saat di Pondok (dulu). Yaitu Yai Maskuri, Yai Ibrahim untuk ikut mengaji. Rencana awal hanya mengaji mengamalkan ilmu yang telah didapat saat mondok.

Alhamdulillah dari situ beberapa santri mulai berdatangan, dan pada saat ini Ponpes Darussalam Blokagung sudah berjumlah ribuan santri yang terdiri dari Sabang sampai Merauke, bahkan sebelum Wabah Covid juga ada beberapa santri yang berasal dari luar Negeri.

Di Ponpes Darussalam sendiri saat ini sudah berdiri beberapa unit pendidikan, mulai dari PAUD Darussalam, TK Darussalam, SD Darussalam, SMP Plus Darussalam, MTS Al – Amiriyyah Darussalam, SMK Darussalam, MA AL – Amiriyyah Darussalam, SMA Darussalam, IAIDA, Ma’had Ali, Akademi Komunitas Darussalam, dan Mu’adalah Darussalam, tapi inti dari semua pendidikan tersebut, santri  wajib untuk  sekolah diniyyah, sekolah – sekolah yang lain tidak wajib, tetapi jika sudah sekolah tetap harus diniyah, karena semua harus seimbang, tutur gus munib.

Pada saat Forum Diskusi ada salah satu peryataan dari Pemdes Tamansuruh, “Kami mempunyai harapan, pihak dari pondok pesantren darussalam blokagung datang ke tamansuruh, untuk meneliti, entah itu keperluan jurnal yang nantinya bisa dibaca oleh generasi peneru. Sebagai seorang santri kami juga ingin menunjukan bahwa santri juga mampu. Dilain sisi di taman suruh juga ditemukan teks – teks yang aksaranya berkaitan dengan ilmu pesantren, bisa jadi itu berkaitan dengan jejak keislaman disana. Saya ingin hal tersebut dikaji oleh orang yang notebenya sebagai santri mungkin akan berbeda. Harapanya ada 2 santri atau lebih bisa diutus untuk meneliti hal tersebut”.

Bahwa setiap pertanyaan sudah ditulis dan akan disampaikan kepada Kepala Bidang Pendidikan Darussalam. Intinya semua ini adalah masukan yang luar biasa. Mari kita cari Jalan keluar yang tidak keluar jalan jawaban Gus munib dengan nada bercanda.