Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /srv/users/webiaida/apps/webiaida/public/wp-content/plugins/og/includes/iworks/class-iworks-opengraph.php on line 331

Sekolah Pengabdian di Banyuwangi

Bapak Rektor IAIDA bersama Bapak Kades Jajag, dan Perwakilan Dinas Perikanan Banyuwangi

Blokagung – Lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat (LPPM) perguruan tinggi IAIDA Blokagung menjadi tuan rumah dalam acara sekolah metode pengabdian pendekatan ABCD (Asset Based Community Development), terlaksananya atas kerja sama Engagement : jurnal pengabdian kepada masyarakat Adpemas FKDP (Forum Komunikasi Dosen Peneliti), diikuti oleh 40 peserta baik dari perguruan tinggi IAIDA maupun dari pergruruan tinggi lainnya.

Metode ini menjadi penting diikuti oleh para pengelola perguruan tinggi karena ada kewajiban akademis yang tertuang di dalam tri dharma perguruan tinggi, khususnya untuk menambah metode yang digunakan saat KKN perguruan tinggi.

Kegiatan berlangsung selama tiga hari, dimulai pada Jumat, 19 Juli dan berakhir pada Minggu, 21 Juli 2019. Lokasi utama terdapat di dua titik, pertama di wisata kampung ikan dengan nama Kampung Banyu Bening yang terletak di Dusun Kerajan, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi. Kedua bertempat di wisata Pulau Merah Desa Sumberagung Pesanggaran. Kedua tempat menjadi pilihan agar para peserta dalam pembelajaran ABCD bisa langsung terjun praktik lapangan bersama masyarakat pengelola.

Agenda yang telah dilaksanakan adalah pemberian materi tentang pendekatan ABCD dilakukan pertama, kemudian praktik lapangan, terakhir presentasi, kegiatan tersebut dilakukan baik di banyu bening dan di pulau merah. Setiap acara yang dilakukan didampingi oleh team ahli yaitu Dr. Abdul Muhid, M.Si (editor in chief engagement : jurnal pengabdian kepada masyarakat) dan dua orang anggotanya yaitu bapak Amang Fathurrohman, M.Pd.I dan Barid Nizar.

Ditambah lagi dengan kegiatan berwisata di goa macan dan di pantai pulau merah. Pendekatan ABCD dasarnya adalah setiap melihat sesuatu adalah sebagai aset penting, bapak Abdul Muhid mengatakan “dalam ABCD harus husnudzon” kondisi dalam masyarakat tidak dilihat sebagai masalah akan tetapi memandang sebuah kelebihan yang harus dibenahi. Untuk itu wisata yang dilakukan oleh peserta dan panitia merupakan salah satu melihat dan merasakan langsung aset yang dimiliki oleh sebuah daerah.
Ada point penting yang disampaikan oleh pemateri yaitu empat hal sebagai bekal terjun di lapangan Latihan
Appreciative Inquiry

Bagaimana sadar akan aset dengan menggali
1. Succes Story pelaku wisata
2. Dreams (Harapan-harapan) yang diinginkan dalam kontek wisata
3. Apa yang telah dilakukan selama ini & yang akan datang untuk menggapai harapan yang diinginkan
4. Sesuatu yang paling bernilai dalam hidup para pelaku wisata, Wawancara dilakukan secara etnographi & naturalistic.

Belajar sambil berlibur di Goa macan

M. Alaika Nasrullah, M.Th.I, sebagai ketua panitia lokal juga menyampaikan beberapa hal “Alhamdulilah kegiatan sekolah metode pengabdian telah terlaksana dgn lancar tanpa ada kendala yang berarti, berkat kerjasama yg kompak antara semua panitia. Terima kasih pada semua peserta maupun panitia yang dengan antusias mensukseskan acara tersebut. Terima kasih juga pada pihak rektorat IAIDA yang telah mensupport kegiatan. Terima kasih pada semua pihak yang telah memeriahkan serta mendukung acara sekolah ini.”

Salah satu peserta dari Institut pesantren KH. Abdul Chalim Pacet Mojokerto menyampaikan “Kepada Bapak/ibu dosen peneliti dan temen2 LPPM IAI Darussalam beserta Team Journal Enggegment kami ucapkan terimakasih tak terhingga, semoga silaturahmi ini terus berlanjut….. Kesan saya, banyak pengalaman yang diperoleh dalam acara metodologi pengabdian ini. Dan mohon doanya, metodologi ini akan kami terapkan kedalam KKN mahasiswa di kampus kami Institut Pesantren KH. Abdul Chalim.”

Leave A Reply